Jepara (02/04) — Syeikh Sameh Mohamad Charqiyeh dari Palestina Sabtu tanggal 1 April 2023 pukul 15.30 WIB mengisi Kajian Ngabuburit Jelang Berbuka di Masjid Ibrahim Kompleks SD IT Amal Insani dengan mengangkat tema tentang Meneladani Keluarga Palestina.

Kajian Ramadan ini terselenggara atas kerjasama antara Dept. Dakwah PD Salimah (Persaudaraan Muslimah) Jepara, Adara Relief Int., KMJPP (Komunitas Muslimah Jepara Peduli Palestina), dan Yayasan Amal Insani.

Syeikh Sameh Mohamad Charqiyeh mengatakan bahwa di bulan Ramadan amal ibadah dilipatgandakan maka perbanyaklah ibadah.

Anak-anak didik untuk menjadi ahli Quran agar menjadi generasi-generasi yang dapat membebaskan Masjidil Aqsha.

Lalu hal seperti apa yang harus dilakukan oleh para orang tua? Apa cara-cara agar anak-anak cinta pada Al-Quran? Seperti apa orang tua dan para guru mentarbiyah anak-anak agar menjadi ahli Al-Quran? Sejak kecil haruslah dibiasakan membaca atau belajar Al-Quran.

Buat ibu-ibu yang sedang hamil selalulah membaca Al-Quran agar janinnya terbiasa mendengarkan ayat-ayat suci Al-Quran.

Sebaiknya bapak dan ibu memperbanyak membaca dan mendengarkan saluran-saluran yang berisi bacaan Al-Quran bukan menyetel sinetron dan yang lainnya.

Maka dengan cara seperti tadi, bapak ibu mendapatkan hasil yang membanggakan. Yaitu anak-anak yang menjadi penghafal Al-Quran.

InsyaAllah ketika anak-anak menjadi penghafal Al-Quran, mereka membuat kita bangga, mereka menjadi penyejuk mata, dan syafaat saat di akhirat nanti.

Ketika itu rasulullah sallalahu alaihi wassalam datang ke kampung. Ternyata imam masjidnya seorang anak yang baru berumur 6 tahun dengan memakai jubah yang pendek sekali kemudian Rasul memberi gamis.

Di zaman Umar bin Khattab, dia memilih siapa yang akan memimpin Makah? Ternyata pemimpinnya adalah seorang budak tapi dia seorang penghafal Al-Quran. Sesungguhnya sebuah kaum diangkat derajatnya karena penghafal Al-Quran. Suatu kaum diangkat derajatnya karena Al-Quran dan sebaliknya.

Maka dari itu Al-Quran adalah sumber kehidupan buat kita semua. Badan butuh makan. Ruh juga butuh makan. Ruh makanannya Al-Quran. Bacalah tiap hari dan jadikan wirid.

Rasulullah salallahu alaihi wassalam selalu memotivasi sahabat dan orang-orang di sekelilingnya untuk membaca, menghafal, mentadaburi Al-Quran karena itu penting untuk ruh dan jiwa kita semua.

Bahwasanya sahabat Abu Bakar, Ali dan lain-lainnya adalah ahlul Quran. Mereka diangkat derajatnya karena menghafal Al-Quran.

Dalam sejarah, ketika Perang Uhud banyak sahabat yang gugur dalam pertempuran. Maka Rasulullah salallahu alaihi wassalam memutuskan bahwa para penghafal Al-Quranlah yang dikubur lebih dahulu. Yang paling banyak hafalan Al-Qurannya yang lebih dulu dimasukkan ke dalam liang lahat.

Pengorbanan orang tua di Palestina sungguh luar biasa. Antara jam 8-12 saat liburan musim panas, anak-anak dikirim untuk menghafal Al-Quran. Mereka menghafal satu halaman setor satu halaman setor.

Ketika itu ada juga anak-anak yang menghafal Al-Quran satu hari ada yang satu jus hafal.

Anak-anak menyelesaikan hafalannya selama 2 bulan. Ada anak yang berumur 6 tahun. Dia 8 bulan hafal 30 juz sempurna.

Karena semua itu tidak lepas dari peran orang tua dan guru. Kita harus berperan penting agar mendapat generasi yang hafal Al-Quran.

Guru beliau punya 4 anak. Semua hafal Al-Quran. Mereka bermain sebagaimana anak-anak yang lain. Saat bermain selalu dibackan Al-Quran.

Para pengungsi di camp tetap menghafal Qur’an. Mereka berumur antara 12, 14, dan 16 tahun. Dan saat keluar dari camp mereka tetap ingin belajar di tempat-tempat yang sepi.

Terdapat pemudi umur 35 tahun hafal Al-Quran selama 2 tahun. Kemudian dia membuat mahad dan mendidik anak-anak untuk menghafal Al-Quran. Dan banyak penghafal Al-Quran berkat didikan beliau.

Menghafal Al-Quran bukan untuk anak-anak saja tapi juga untuk orang tua. Harus punya niat. Berusaha dan bertekat. Satu hari satu halaman hafal.

“Cara yang paling tepat untuk membuat generasi yang hafal Al-Quran, yaitu ajarkan anak-anak dengan baik. InsyaAllah bisa menghafal Al-Quran,” pungkas Syeikh sembari menutup kajiannya dengan sebuah nasyid.

Ketua Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al-Aqsa, Ustazah Nurjanah Hulwani tampil sebagai pembicara kedua. Dalam kajiannya diantaranya dia menukil arti sebuah hadist bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.

Semua kita punya tanggung jawab membantu Palestina. Yang punya recehan, punya popularitas, punya jabatan, yang ibu rumah tangga semua harus ambil bagian karena Al-Aqsha adalah milik kita bersama.

Jangan-jangan yang seribu atau sepuluh itu yang memberkahi uang yang kita punya. Jangan-jangan waktu yang kita korbankan itu yang memberkahi kehidupan yang kita punya.

Kajian dilanjutkan dengan lelang barang atau souvenir Palestina.

Hadir dalam kajian ini dan sekaligus memberi sambutan, Camat Jepara Kota, Bapak Subiyanto. Tamu undangan lainnya Lurah Bapangan, Babinsa, Kepala TKIT/SDIT/SMPIT, dan beberapa tokoh masyarakat.

Safari kajian dilanjutkan pada pukul 19.00 WIB di Masjid Nurul Huda RT 01/RW 07 Bangsri, Jepara. Pada hari Ahad 2 April 2023 pukul 06.00 – 08.00 WIB kajian dilanjutkan di Masjid Nurul Iman Kompleks SDIT/PAUD IT Ali bin Abi Thalib Sendang Kalinyamatan, Jepara.

Penerjemah dalam hal ini adalah Syeikh Amir Ali Madani.

LEAVE A REPLY